Pages

Jumat, 28 Maret 2014

IDEOLOGI INDIVIDUALISME



IDEOLOGI INDIVIDUALISME

A.  Pengertian Ideologi Individualisme
Individualisme adalah merupakan satu paham yang menerangkan bahwa seseorang yang mementingkan haknya pribadi tanpa memperhatikan orang lain. Individualisme ini juga menjelaskan bagaimana seseorang hidup tanpa adanya sosialisasi dengan orang lain.

B.   Latar Belakang Lahirnya Ideologi Individualisme
Ideologi individualisme  ini muncul di tengah-tengah peradaban reformasi  barat, kurang lebih pada abad 17 dan 18. Teori ini muncul sebagai anti klimaks dari penguasa monarki absolute. Mereka gandrung manyuarakan Liberte, Egalite, dan Fraternite. Mereka juga mengembangkan pemikiran-pemikiran rasionalisme dan humanisme sebagai buah dari revolusi Prancis dan revolusi industri.

C.   Teori atau Ajaran Ideologi Individualisme
Dalam pandangan ideologi individualisme, kepentingan individu harus di tempatkan pada tujuan hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan dan kemakmuran hidup sebanyak- banyaknya.

D.  Tujuan dari Ideologi Individualisme
Sesuai dengan ajaran teorinya maka tujuan dari ideologi individualism adalah menempatkan kepentingan individu pada tujuan hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan dan kemakmuran hidup sebanyak-banyaknya.
                                                                               
E.   Keterkaitan Ideologi Individualisme dengan Ideologi Lain
Ideologi individualisme berkaitan erat dengan ideologi liberalisme karena  kedua ideologi ini menekankan pada kebebasan hidup setiap individu.

F.     Tokoh Pemikir dan Penerus ideologi Individualisme
Tokoh pemikir : Marthin Luther.
Tokoh penerus : Jhon Locke,  Vottaire,  Montesquieo, J.J Russeao, dan Immanuel Kant.

G.  Keadaan dan Perkembangan Ideologi Individualisme Saat ini
Pandangan Alkitab terhadap Individualisme Yohanes 3:16 berkata “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Ayat itu sudah sangat menekankan bahwa Allah sendiri tidak bersifat egois atau individualis. Ia rela mengorbankan anaknya yang tunggal yaitu Yesus hanya untuk menebus dosa-dosa manusia.

3 komentar:

 

Tweeter