Pages

Kamis, 20 Februari 2014

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT


PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

A.           Pancasila sebagai sistem filsafat
A.           Pengertian sistem
Keseluruhan terdiri dari bagian-bagian yang bersama-sama membentuk suatu kesatuan yang utuh. Antara satu bagian dengan lainnya terkait secara teratur dan selaras. Meski tugas dan fungsi masing-masin berbeda, namun saling melengkapi untuk memperkokoh sistem. Lemahnya satu bagian akan memperlemah keseluruhan.
B.            Persyaratan sistem
1.    Merupakan kesatuan utuh dari unsur-unsurnya.
2.    Bersifat konsisten dan koheren, antar unsur-unsurnya tidak mengandung kontradiktif.
3.    Ada hubungan atar bagian satu dengan bagian-bagian lainnya.
4.    Ada proporsi keseimbangan kerjasama antar kompnennya.
5.    Semua komponen mengarah pada tujuan yang sama.
C.            Kesatuan sila-sila pancasila sebagai sistem filsafat
1.    Sila-sila ideologi pancasila bersaifat kesatuan organis
2.    Sila-sila ideologi pancasila bersifat konsisten dan koheren
3.    Sila-sila ideologi pancasila memiliki hubungan antara sila satu dengan sila-sila lainnya.
4.    Ada kerjasama saling melengkapi antar sila satu dengan sila lainnya.
5.    Sila-sila pancasila mengarah pada tujuan yang sama
D.           Kesatuan sila-sila pancasila sebagai sistem filsafat
1.      sila-sila pancasila bersaifat kesatuan organis.
 kelima sila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh, tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri-sediri terlepas dari yang lain, masig-masing mempunyai hubungan yang erat. 
2.        Sila-sila pancasila bersifat konsisten dan koheren.
Sila-sila pancasila berurutan dari sila i s/d v. Bersifat runtut dan tidak kontradiktif, nilai-nila yang lebi esensial didahulukan. Ini dapat diilustrasikan : tuhan (i) menciptakan manusia (ii). Manusia memerlukan interaksi dengan manusia lainnya (persatuan: iii). Guna mencaai tujuan bersama (keadilan: v) perlu dilakukan dengan musyawarah (iv) terlebih dahulu
3.        Ada hubungan antara bagian satu dengan bagian lainnya.
Sila i s/d v memiliki  keterkaitan dan ketergantungan, karenanya satu sila tidak bisa difahami terlepas atau terpisah  dari sila lainya. Pemahaman terlepas dari sila lainnya akan melahirkan pemahaman yang salah mengenai pancasila.
4.        Ada kerjasama
Sila-sila pancasila bekerjasama saling mengisi dan melengkapi secara proporsional untuk membentuk pengertian dan pemahaman utuh mengenai pancasila.
5.        Mengarah pada tujuan yang sama
Semua sila pancasila membentuk kesatuan yang utuh dengan tujuan sebagai dasar kehidupan besama bangsa indonesia, yaitu sebagai dasar negara.
E.            Konsekwensi dari kesatuan sila-sila pancasila sebagai sistem filsafat
1.        Sila-sila pancasila bersifat hierarkhis-piramidal
Hierarkhis : bertingkat  sedangkan Pramidal : mengambarkan hubungan bertingkat.  Sehingga dapat diartikan bahwasannya Hierarkhis-piramidal Menggambarkan hubungan bertingkat dari sila-sila pancasila dalam urutan luas cakupan (kuantitas) dan juga isi sifanya (kualitas). Dalam pancasila Sila yang dibelakang sila lainya lebih sempit atau kecil luas cakupannya, atau merupakan pengkhususan sekaligus merupakan bentuk penjelasan dari sila-sila yang mendahuluinya.
F.             Pancasila sebagai sistem filsafat
1.        Konteks ontologis
Secara Ontologi, Membahas tentang ada sebagai yang ada, keberadaannya harus dan hakiki. Secara Ontologi pancasila merupakan suatu hal yang ada. Tuhan, manusia, satu, rakyat/musyawarah, dan adil >> ada dalam kenyataan sesungguhnya. Pancasila sebagai sistem filsafat dalam konteks ontologi, Kebulatan sila-sila pancasila yang utuh mutlak ada, harus, dan hakiki.
2.        Konteks epistemologis
Secara Epistemologi Filsafat ilmu pengetahuan, membahas hakekat pengetahuan menuut isinya. Secara Epistemologi pancasila mengandung unsur-unsur metode pengembangan ilmu pengetahuan, sustansi ilmu pengetahuan, dan dapat dikaji secara ilmial seperti ilmu pengetahun. Kajian pancasila secara ilmiah, antara lain
a.              Ir. Poedjawijatna
Pembahasan sesuatu secara ilmiah harus memenuhi syarat-syarat ilmiah. Sesuatu itu harus:
1.        Berobyek
2.        Bermetode
3.        Bersistem
4.        Bersifat universal
b.         Kajian pancasila secara ilmiah
1.        Obyek kajian pancasila
Pancasila sebagai oyek pembahasan. Terdiri dari obyek materiil (sifat, karakter, dan nilai-nilai budaya bangsa) dan obyek formal (pancasila dalam kehidupan kenegaraan).
2.          metode kajian pancasila
Pendekatan dalam mengkaji pancasila. Diantaranya analitico syntetic (induksi : penyimpulan dari khusus ke umum), hermeneutika, dan koheresi historis.
3.               bersistem
 pancasila sebagai sistem. Sila-sila pancasila tersusun sebagai atau merupakan satu kesatuan utuh.
4.                    bersifat univesal
Hakekat rumusan pancasila bersifat universal (ketuhan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan). Karena rumusan pancasila bersifat abstrak, umum dan uniersal.
3.        Konteks epistemologis
Pancasila sebagai sistem filsafat dalam konteks epitemologis, antara lain
a.       Pancasila dirumuskan dengan menggunakan pendekatan ilmiah.
b.      Pancasila memenuhi syarat untuk dikaji dan dikembangkan secara ilmiah.
c.       Pancasila dibahas sesuai kaidah ilmiah dan dipertangungjawabkan secara ilmiah.
4.        Konteks aksiologis
Aksiologis, merupakan Nilai kegunaan ilmu pengetahuan, serta moral dan tanggungjawab ilmuan. Secara Aksiologi pancasila, merupakan Nilai keguaan pancasila sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Juga moral dan tanggungjawab ilmuan berlandaskan nilai pancasila. Pancasila sebagai sistem filsafat dalam konteks  asksiologi Pancasila sebagai sistem filsafat mengandung kegunaan atau manfaat untuk mempersatukan bangsa indonesia yang beragam. Juga nilai-nilai moral pancasila para ilmuan dalam menggunakan dan mempertanggungjawabkan ilmunya.
5.        Konteks antropologis
Anropologis merupakan Kajian mengenai manusia. Antropologi pancasila, Mengkaji pancasila dengan bertitik tolak pada hakikat kodrat manusia. Pancasila sebagai sistem filsafat dalam konteks antropologis. Pancasila dibahas bertitik tolak pada hakekat kodrat manusia yang monopluralis (meliputi susunan kodrat monodualis: jiwa-raga, individu-sosial, mahluk mandiri-tergantung pada tuhan sebagai penciptanya).

0 komentar:

Posting Komentar

 

Tweeter