Pages

Minggu, 23 Februari 2014

Ideologi pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia

Ideologi pancasila dalam konteks ketatanegaraan r.i.
A.           Pengertian pancasila sebagai ideologi negara
1.        Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemeritahan negara.
2.      Pancasila sebagai dasar penyelengaraan negara.
3.      Pancasila sebagai sumber kaidah hukum konstitusional yang mengatur negara republik indonesia beserta seluruh unsur-unsunya.
B.            Kedudukan pancasila sebagai ideologi negara
Bersifat yuridis-konstitusional maknanya :
  1. Teks pancasila tercantum dalam pembukaan uud 1945 (konstitusi negara R.I.)
  2. Nilai-nilai pancasila tercermin dalam batang tubuh (pasal-pasal) uud 1945 (konstitusi negara R.I.)
Dengan demikian kedudukannya sah sekaligus kuat
C.            Keterkaitan pancasila dengan uud 1945
Sebagai kesatuan tunggal yang organis, nilai-nilai flosofis ideologis pancasila dalam pembukaan uud 1945 menjiwai dan melandasi norma-norma atau ketentuan yuridis-konstitusional dalam batang tubuh (pasal-pasal) uud 1945.
D.           Bukti kesatuan tunggal yang organis
  1. Nilai-nilai fundamental dalam pembukaan uud 1945 (pokok pikiran) merupakan penjelmaan sila-sila pancasila.
l  Pokok pikiran pertama : negara melindungi segenap bangsa serta mengatasi faham golongan dan perorangan >> sila ketiga.
l  Pokok pikiran kedua : negara mewujudkan keadila sosial >> sila kelima.
l  Pokok pikiran ketiga : negara berkedalatan rakyat >> sila keempat.
l  Pokok pikiran keempat : negara berdasarkan ketuhanan yme menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab >> sila perama dan sila kedua.
            dengan demikian pokok-pokok pikiran dalam pembukaan uud 1945 merupakan perwujudan dari sila-sila pancasila.
  1. Nilai-nilai pancasila dijabarkan dalam batang tubuh (pasal-pasal) uud 1945.
l  Sila pertama >> dijabarkan dalam pasal 29.
l  Sila kedua >> dijabarkan dalam pasal 26, 27, 28, 28 a-j, 30, dan 31.
l  Sila ketiga >> dijabarkan dalam pasal 1, 32, 35, 36, 36a, 36b, dan 36c.
l  Sila keempat >> dijabarkan dalam pasa 1 ayat 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 11, 18a, 18b, 19, 20, dan 30.
l  Sila kelima >> dijabarkan dalam pasal 27, 33, dan 34
E.            Pancasila sebagai ideologi negara bersifat imperatif
Memaksa semua yang ada dalam wilayah hukum negara indonesia (penduduk, waganegara, pejabat, lembaga negara, lembaga masyarakat) untuk melaksanakan, mengembangkan, dan melestarikan pancasila. Serta hukum dan perundang-undangan wajib bersumber sekaligus selaras dengan nilai-nilai pancasila. Konsekwensi lanjut dari pancasila sebagai ideologi negara bersifat  imperatif:
n  Pancasila sebagai norma obyektif (ditaati dan diraih).
n  Pancasila sebagai norma tertinggi (tidak ada yang menandingi dan dapat membatalkan)
n  Pancasila sebagai sumber hukum atau sumber tertib hukum.
F.             Pancasila sebagai sumber hukum
Nilai-nilai pancasila dijadikan sebagai bahan (materiil) untuk menyusun hukum atau perundang-undangan di negara r.i. sekaligus sebagai alat penguji (alat kontrol) unuk menilai peraturan hukum atau perundang-undangan yang ada, apakah bertentangan atau tidak dengan pancasila.
(undang-undang no. 10 tahun 2004 pasal 2)
 Ideologi pancasila dalam konteks ketatanegaraan r.i.
A.           Pengertian pancasila sebagai ideologi negara
1.        Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemeritahan negara.
2.      Pancasila sebagai dasar penyelengaraan negara.
3.      Pancasila sebagai sumber kaidah hukum konstitusional yang mengatur negara republik indonesia beserta seluruh unsur-unsunya.
B.            Kedudukan pancasila sebagai ideologi negara
Bersifat yuridis-konstitusional maknanya :
  1. Teks pancasila tercantum dalam pembukaan uud 1945 (konstitusi negara R.I.)
  2. Nilai-nilai pancasila tercermin dalam batang tubuh (pasal-pasal) uud 1945 (konstitusi negara R.I.)
Dengan demikian kedudukannya sah sekaligus kuat
C.            Keterkaitan pancasila dengan uud 1945
Sebagai kesatuan tunggal yang organis, nilai-nilai flosofis ideologis pancasila dalam pembukaan uud 1945 menjiwai dan melandasi norma-norma atau ketentuan yuridis-konstitusional dalam batang tubuh (pasal-pasal) uud 1945.
D.           Bukti kesatuan tunggal yang organis
  1. Nilai-nilai fundamental dalam pembukaan uud 1945 (pokok pikiran) merupakan penjelmaan sila-sila pancasila.
l  Pokok pikiran pertama : negara melindungi segenap bangsa serta mengatasi faham golongan dan perorangan >> sila ketiga.
l  Pokok pikiran kedua : negara mewujudkan keadila sosial >> sila kelima.
l  Pokok pikiran ketiga : negara berkedalatan rakyat >> sila keempat.
l  Pokok pikiran keempat : negara berdasarkan ketuhanan yme menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab >> sila perama dan sila kedua.
            dengan demikian pokok-pokok pikiran dalam pembukaan uud 1945 merupakan perwujudan dari sila-sila pancasila.
  1. Nilai-nilai pancasila dijabarkan dalam batang tubuh (pasal-pasal) uud 1945.
l  Sila pertama >> dijabarkan dalam pasal 29.
l  Sila kedua >> dijabarkan dalam pasal 26, 27, 28, 28 a-j, 30, dan 31.
l  Sila ketiga >> dijabarkan dalam pasal 1, 32, 35, 36, 36a, 36b, dan 36c.
l  Sila keempat >> dijabarkan dalam pasa 1 ayat 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 11, 18a, 18b, 19, 20, dan 30.
l  Sila kelima >> dijabarkan dalam pasal 27, 33, dan 34
E.            Pancasila sebagai ideologi negara bersifat imperatif
Memaksa semua yang ada dalam wilayah hukum negara indonesia (penduduk, waganegara, pejabat, lembaga negara, lembaga masyarakat) untuk melaksanakan, mengembangkan, dan melestarikan pancasila. Serta hukum dan perundang-undangan wajib bersumber sekaligus selaras dengan nilai-nilai pancasila. Konsekwensi lanjut dari pancasila sebagai ideologi negara bersifat  imperatif:
n  Pancasila sebagai norma obyektif (ditaati dan diraih).
n  Pancasila sebagai norma tertinggi (tidak ada yang menandingi dan dapat membatalkan)
n  Pancasila sebagai sumber hukum atau sumber tertib hukum.
F.             Pancasila sebagai sumber hukum
Nilai-nilai pancasila dijadikan sebagai bahan (materiil) untuk menyusun hukum atau perundang-undangan di negara r.i. sekaligus sebagai alat penguji (alat kontrol) unuk menilai peraturan hukum atau perundang-undangan yang ada, apakah bertentangan atau tidak dengan pancasila.
(undang-undang no. 10 tahun 2004 pasal 2)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Tweeter