Ideologi Pluralisme
Pengertian Pluralisme
Secara
sederhana pluralisme dapat diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya
keragaman pemikiran, peradaban, agama, dan budaya. Bukan hanya menoleransi
adanya keragaman pemahaman tersebut, tetapi bahkan mengakui kebenaran
masing-masing pemahaman, setidaknya menurut logika para pengikutnya.
Sejerah Pluralisme
Paham ini
muncul akibat reaksi dari tumbuhnya klaim kebenaran oleh masing-masing kelompok
terhadap pemikirannya sendiri. Persoalan klaim kebenaran inilah yang dianggap
sebagai pemicu lahirnya radikalisasi agama, perang dan penindasan atas nama
agama. Konflik horisantal antar pemeluk agama hanya akan selesai jika
masing-masing agama tidak menganggap bahwa ajaran agama meraka yang paling
benar.
Tujuan Pluralisme
Tujuan akhir dari gerakan pluralisme
; untuk menghilangkan keyakinan akan klaim kebenaran agama dan paham yang
dianut, sedangkan yang lain salah.Teori atau ajaran Pluralisme
Point utama dari teori pluralist menjelaskan bahwa
Negara bukanlah sebuah asosiasi individual. Figgis menyatakan masyarakat
bukanlah individual tumpukan pasir yang berelasi hanya melalui Negara, akan
tetapi sebuah pendakian hirarki suatu kelompok hingga terbentuk.Teori pluralisme agama Hick bermula dari
pandangannya terhadap globalisasi.
Tokoh
Pluralisme
Tokoh pluralisme adalah GUS DUR, Romo Mangunwijaya
Pr, Bu Gedong, Frans Seda
keterkaitan dengan ideologi lain.
Pada
dasarnya pluralisme memiliki arti antropologis, religius dan theologis,
ketiganya saling terkait. Agama dari satu sudut pandang adalah suatu aspek
kebudayaan. Namun kebudayaan itu bukanlah keseluruhan agama. Karena agama dapat
bersifat multikultural seperti agama Kristen. Sekalipun demikian, umat dari
pelbagaia agama dapat mengambil bagian dalam kebudayaan yang sama,berhubungan
dengan ideologi islam.
Perkembangan ideologi pluralisme
Dengan teori Hick ini maka terjadilah
perubahan besar dalam semua agama. Islam misalnya, yang sebelumnya merupakan
satu-satunya jalan keselamatan yang absolute, telah mengalami perubahan yang
sangat besar menjadi hanya satu dari sekian banyak jalan-jalan keselamatan yang
ada.Teori Hick ini menurut Anis Malik Thoha sebetulnya sangatlah lemah. Sebab
jika Hick mengatakan bahwa Tuhan yang diyakini umat Islam dan Tuhan yang
diyakini pemeluk agama lain adalah sama relatifnya karena merupakan respon yang
berbeda-beda terhadap The Real, maka siapakah yang menentukan bahwa Tuhan-tuhan
itu relative?. Jika yang menentukan itu adalah Hick sendiri, bukankah pemikiran
Hick itu juga adalah relative?.
salaammm buat pak muthaliin dan pak yulianto
BalasHapus